Friday, July 27, 2012

Kelangkaan Kedelai Bahan Baku Tempe

Kedelai Bahan Baku Tempe

Di Indonesia, Presiden tidak menunjuk tempe sebagai produk pangan rendah, namun dalam perjalanan sejarah Indonesia, tempe sering terkait dengan kelemahan, penderitaan dan penindasan sebagai kedelai bahan baku tempe . Gubernur Belanda Jenderal van den Bosch memerintahkan kerja paksa pada tahun 1830 dan semua orang Indonesia yang bekerja untuk perkebunan harus mengkonsumsi makanan murah wajib berasal dari ubi kayu dan kacang kedelai, tempe yang dibuat. Tempe diciptakan pada bertahun-tahun yang dulu.

Pada saat para penguasa kolonial Belanda berpesta ayam goreng, daging rebus dan ikan gurame, inlander atau penduduk setempat, hanya tempe, tahu (tahu) dan kerupuk (kerupuk) untuk makan dengan nasi putih, menurut salah satu account sejarah. Untuk usia, tempe telah menjadi populer untuk nutrisi yang kaya karena kedelai bahan baku tempe itu kaya akan nutrisi. Hingga saat ini, tidak ada rumah tangga tanpa tempe. Soekarno, Soeharto, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, dan sebagian besar orang sama selalu mendambakan untuk tempe setiap saat.

Tempe selalu baik apakah itu dengan digoreng, sambal tempe, tempe bacem, atau tempe kerupuk. Dan tempe kualitas terbaik berasal dari daerah Wonogiri yang berbatasan dengan Jawa Tengah dan Timur, di mana terdapat rumah pengrajin tempe dan tumbuhnya kedelai dengan kualitas terbaik.

Kelangkaan Kedelai

Namun sayang, tempe tidak lagi melimpah atau terjangkau. Semua ini karena kelangkaan kedelai yang mana 80 persen dari kedelai harus diimpor. Harga satu kilogram kedelai sekarang dua kali lebih tinggi. Di beberapa tempat juga hampir tidak lagi tersedia. Tempe telah menjadi sebuah kemewahan yang langka karena kelangkaan kedelai sebagai bahan bakunya. Orang Indonesia biasa sekarang tanpa tempe, sebagai sumber alternatif protein mereka adalah ayam atau daging sapi yang tentu saja harganya lebih mahal.
Pembuat tempe telah menolak untuk membuat tempe karena harga yang terjangkau. Sementara petani kedelai membenci tingginya harga impor. Mereka tidak dapat lagi memperoleh kedelai budidaya hidup. Protes dan bentrokan terlihat di beberapa pasar tradisional di Jakarta dan kota besar lainnya di seluruh Indonesia.

Krisis tempe adalah refleksi dari kegagalan pada bagian dari pemerintah sekarang untuk melindungi petani dan kebutuhan bangsa untuk ketahanan pangan. Terbawa dan didukung oleh kenyamanan kebijakan pasar bebas dan impor mudah, pemerintah sekarang terjebak karena terlalu bergantung pada negara lain yang kini mengalami perlambatan pertanian karena kekeringan. Sekarang pada tahap mengkhawatirkan.

Menteri Pertanian Suswono tidak memiliki jalan keluar tapi dia harus bertanggung jawab. Menko Perekonomian Hatta Rajasa tidak bisa melakukan apa-apa, atau bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang paling bisa mereka lakukan adalah untuk bea masuk bebas untuk harga yang lebih rendah. Itu tidak akan memecahkan masalah. Satunya jalan keluar adalah untuk melindungi pertanian kita sendiri sektor dan industri makanan.

Setelah lebih dari 60 tahun merdeka, dan mengingat Sukarno berharap bahwa Indonesia seharusnya tidak menjadi bangsa tempe, itu sebuah ironi yang sekarang bahkan menjadi bangsa tempe telah terbukti sangat sulit.

4 comments:

  1. Tempe merupakan makanan sebagai lauk yang mudah didapat dan harganya juga murah, terlebih lagi kaya dengan protein.

    Nice post gan.......

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang benar,.tetapi kelangkaan kedelai saat ini yg mesti buat PR Pemerintah
      Terima kasih kunjungannya

      Delete
  2. Negeri ini dulu negara pemasok kedelai, tapi sekarang malah negara yg kekurangan kedelai....,malah tambah runyam nih kayaknya, entar apa lagi ya yg mesti di import ????

    Post yg bagus mas.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang membingungkan dan mau gimana lagi kemauan dari pemerintah sekarang,..
      makasih sob atas kunjungannya :)

      Delete