Friday, March 29, 2019

Malam Tahun Baru Berada di Puncak Gunung Slamet

Pengalaman 2 kali berturut-turut pada saat tahun baru bahkan saat malam tahun barunya berada di gunung Slamet dan untuk mengenang pendakian yang penuh dengan tantangan, suka cita dan rasa persaudaraan yang sangat erat.

Pada saat tahun baru 2012 juga saya beserta teman-teman dari Organisasi Pencinta Alam melakukan pendakian ke Gunung Slamet tersebut, tetapi tidak saya ceritakan lagi di sini karena sudah pada artikel sebelumnya yaitu Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Purbalingga .

Tahun Baru di Gunung Slamet Tertinggi di Jawa Tengah

Munculnya awal rencana pendakian ini karena salah satu teman saya yaitu Ardi Satrio untuk mendaki gunung, Ardi itu juga salah satu teman yang pernah manjat gunung bareng. Alasan dia mengajak mendaki juga karena pacarnya pengen banget, apa mau tau banget yaa??

Hehe,. Ya memang pacarnya pengen manjat gunung dan menurut ceritanya Ardi kepada saya kalo Ardi g mau nemenin manjat gunung, maka pacarnya mau ngajak orang lain (Tapi sekarang mereka Alhamdulillah udah nikah dan punya anak satu) ^_^
Dan saat itu dia langsung curhat dan kerumah untuk mengutarakan niatnya itu, karena menurut saya gunung yang terdekat adalah gunung Slamet maka saya ajukan saja untuk mendaki gunung Slamet. Setelah deal untuk mendaki Gunung Slamet, saya langsung mencari teman untuk menjadi tim pendakian kali ini.


Pertama menghubungi teman yang kuliah di Semarang dan juga sudah menjadi salah satu anggota MAPALA di sebuah Universitas di Semarang yaitu Visian. Ternyata dia juga pas lagi liburan dalam masa tenang sebelum ujian semester, jadi langsung menyanggupi untuk gabung dalam pendakian. Kedua Yessy, dia adalah salah satu teman juga yang pengen sekali manjat gunung Slamet dan pada saat ditawari itu juga langsung menyanggupi untuk gabung.


Anggota pendakian sudah deal dalam posisi 4 orang, tetapi pada saat technical meeting ada salah satu teman juga yang tidak disengaja berada pada tempat kami melakukan pada saat itu yaitu tempat kumpul-kumpul semasa SMA di warung Om Egy deket SMA.

Dia adalah Bagas Martopo, saat ditawari untuk ikut, pertama dia piker-pikir dulu dan akhirnya memutuskan untuk ikut. Jadi tim pendakian lengkap dengan 4 cowo dan 2 cewe yaitu Didit (saya), Visian , Yessy , Bagas , Ardi dan Nendika (pacar Ardi).

Tujuan Technical meeting juga untuk pembagian pembagian logistic yang akan dibawa dan pembuatan jadwal waktu saat sudah melakukan pendakian. Rumah saya sendiri dijadikan basecamp pertama untuk kumpul dan ceklist logistic sebelum berangkat ke Pos Bambangan. Sebenarnya salah satu teman yaitu Yasid juga ingin ikut, tapi kata dia besoknya mau balik ke Jogja karena masuk kuliah, jadi cuma ingin mengantar sampai Pos Bambangan.
Berangkat pada minggu sore jam 16.00 tanggal 30 Desember 2012.


Selama dalam perjalanan disambut dengan hujan deras, kami dengan 3 motor berboncengan. Sampainya di Pos Bambangan juga masih diguyur hujan yang lebat dan kami pun istirahat dahulu di basecamp pendakian sampai maghrib sebelum melakukan pendakian.

Waktu Pendakian Gunung Slamet

Menuju Pos I


Kebetulan sesudah maghrib hujan sudah lumayan reda dan kami melakukan checking peralatan dan logistic dahulu sebelum melakukan pendakian. Di gerbang pendakian Gunung Slamet, kami melakukan doa bersama supaya perjalanan berjalan menjadi lancar.


Suasana pada saat awal pendakian dengan diselimuti kabut dan jalan yang licin karena sesudah hujan. Belum sampai setengah perjalanan, karena kaget dengan kondisi medan, Yessy sudah mulai kelelahan dan memutuskan intirahat sejenak di lapangan. Dengan vegetasi pohon cemara dan semak belukar, setelah beberapa menit kami melakukan perjalanan kembali dan sampain di Pos I sekitar jam 21.00.
Di Pos I kami membuat basecamp untuk menginap pada malam pertama di gunung Slamet. Untung saja kami mendapatkan tempat mendirikan dome di dalam pondok yang ada di pos I, karena ada pendaki lain yang udah mulain turun.


Kami bagi tugas, ada yng mendirikan dome dan ada juga yang masak makanan untuk makan malam. Dengan soto ayam yang hangat dan nikmat, kami menyantap bersama-sama di tengah suasana gunung yang dingin dan gelap.

Pada pagi harinya, kami berkemas gasik untuk melanjutkan pendakian lagi dengan planning sampai di Pos VI dan mendirikan basecamp lagi di sana, karena takut sudah penuh oleh pendaki lain.
Pos I - Pos II
Perjalanan dari pos I dimulain pada jam 07.00 tanggal 31 Des 2012. Di awal perjalanan dari Pos I sudah disambut dengan medan perjalan yang sangat ekstrim dan menanjak, apalagi dengan kondisi jalan yang basah dan licin karena semalaman hujan.


Tetapi hal itu tidak membuat tim menjadi ciut nyali, malah tetap semangat karena jarang-jarang pagi-pagi melakukan perjalanan seperti ini dengan udara yang sejuk dan pemandangan indah. Sesampai di Pos II, kami istirahat sejenak untuk minum dan makan makanan ringan.
Pos II – Pos III
Setelah cukup tenaga lagi dengan istirahat dan makanan ringan, kami melanjutkan lagi perjalanan ke Pos III. Vegetasi setelah pos II ke pos III selama perjalanan diliputi oleh pepohonan yang berumur ratusan bahkan ribuan tahun yang rimbun.

Banyak pohon-pohon besar yang dengan akar menjulur ke jalur pendaki, sehingga harus dengan ekstra hati-hati dalam melewatinya. Apalagi ada salah satu pohon yang tumbang, jadi harus melalui jalur berbeda karena jalur lama tertutup oleh pohon yang tumbang.

Pos III – Pos IV
Rasanya semakin menantang perjalanan kali ini, juga karena pada pendakian kali ini saya membawa teman cewe yang mengakibatkan sering waktu untuk istirahat. Perjalanan menuju Pos III ke Pos IV memang jalur yang cukup sulit karena medan yang ekstrim dengan elevasi 45 derajat.

Pos IV – Pos V

Sesampai di pos IV, kami hanya istirahat sejenak da langsung melanjutkan perjalanan ke Pos V. Pada saat itu Bagas disuruh untuk membawa dome dulu ke Pos VII dengan kesepakatan dengan yang lain untuk mendirikan dome dulu di Pos VII.

Hal itu karena bertujuan untuk mengantisipasi kalau tempat membuat dome keduluan oleh pendaki yang lain. Di Pos V, kami berlima selain Bagas istirahat untuk minum dan makam makanan ringan karena Bagas sudah dahulu untuk langsung menuju Pos VII. Kami berempat juga langsung melanjukan langsung ke Pos VII tanpa istirahat dulu di Pos VI.

Pos V - VI – VII
Dalam perjalanan dari pos VI, kami disambut dengan hujan deras di siang hari. Dan kami berempat sepakat untuk memakai mantel hujan karena hujan yang sangat deras. Padahal sudah sedikit lagi untuk sampai di Pos VII, tetapi karena hujan yang deras perjalanan manjadi semakin sulit dan menguras tenaga. Jalan yang sempit karena termasuk jalur air yang penuh dengan air hujan mengakibatkan sulitnya untuk berjalan karena licin dan juga hujan di gunung yang sangat dingin.


Alhamdulillah kami sampai juga di Pos VII dengan kondisi hujan yang lebat. Ternyata Bagas juga belum membangun dome dan masih menunggu kami di pondok untuk berteduh, di dalam pondok juga sudah penuh oleh pendaki yang lain yang lebih dulu sampai atau bahkan dari berapa hari sebelumnya. Bagas cuma mencari tempat dan menaruh dome di tempat datar dekat pondok agar tidak keduluan pendaki lain sampai menunggu kami sampai.


Sesampainya kami langsung mendirikan dome bersama-sama dengan penuh kekompakan di bawah hujan yang lebat. Dengan mendirikan 2 dome, yang 1 untuk tempat logistic dan yang 1 lagi untuk istirahat kami berlima. Pos VII pada saat itu juga sudah sangat ramai oleh pendaki lain yang lebih dulu sampai dan dari berbagai daerah di Indonesia.


Di dalam dome yang hangat, kami berlima istirahat setelah perjalanan dari Pos I ke Pos VII ini sangat menguras tenaga. Dengan membuat minuman hangat dan cemilan untuk sedikit menghangatkan badan. Hujan sangat lebat sekali dan tidak tahu kapan untuk berhenti.

Kami akhirnya istirahat dan tidur sampai sampai malam sekitar jam 20.00. Ternyata hujan juga belum berhenti walaupun hanya rintik-rintik, dan kami memutuskan untuk melakukan persiapan makan malam.
Dengan koki pendakian kali ini yaitu Visian, kami memasak sop sayuran dan sarden. Suasana yang dingin dan hujan yang masih turun di luar dome, kami makan malam bersama dengan penuh rasa kekeluargaan di bawah Puncak Gunung Slamet. Suasana malam tahun baru 2013 yang semakin dingin, kami hanya bisa menikmati kebersamaan di dalam dome karena di luar hujan.


Dengan saling bercengkrama dan satu hal yang sangat lucu pada waktu itu yaitu karena bingung mau cerita apa lagi, Visian mengusulkan untuk saling curhat masalah pribadi kita masing-masing. Karena untuk mengisi waktu sampai jam 00.00 menikmati tahun baru, kami mengutarakan cerita pribadi kami masing-masing.
Tidak terasa waktu akan menunjukkan jam 00.00, itu artinya detik-detik pergantian tahun dari 2012 ke 2013 akan segera dimulai. Hujanpun masih rintik-rintik, dan kami hanya bisa melihat kembang api dari dalam dome melalui jendela dome.

Berbagai kembang api terlihat di daerah Pemalang, karena posisi yang jauh, kembang api juga hanya terlihat hanya seperti seperti percikan api yang banyak terlihat dari Pos VII gunung Slamet. Posisi di bagian Purbalingga tidak terlihat karena tertutup gunung Malang dan hujan masih turun.
Pos VII – Puncak Gunung Slamet
Sekitar jam 03.00 tanggal 01 Januari 2013, kami berkemas untuk melanjutkan ke Puncak Slamet dan berniat untuk melihat Sunrise pertama pada awal tahun 2013 di Puncak Slamet. Kami hanya menyiapkan berbekalan seperlunya karena jalur menuju puncak sangat ekstrim, apalagi dengan medan batu merah sehabis pelawangan. Kami berjalan berurutan dengan rombongan pendaki yang lain menggunakan senter.

Udara yang sangat dingin karena dini hari dan setelah hujan semalaman tidak menyurutkan niat kami untuk melihat sunrise. Allohu Akbar…. Sesampainya di Pos VIII, kami disuguhi dengan pemandangan yang sangat mengesankan. Lampu-lampu kota terlihat berkelip begitu indah seperti bintang-bintang, dan langitpun berkilauan berbagai bintang yang sangat banyak.
Sambil istirahat dengan menikmati keindahan alam ciptaan Allah SWT yang begitu besar. Melanjukan kembali perjalanan menuju Pelawangan yaitu batas vegetasi dengan puncak yang hanya terdiri bebatuan merah alami hasil dari larva gunung Slamet.

Perjalanan dari pelawangan menuju puncak harus dilakukan dengan hati-hati setiap langkahnya, karena batu yang kita injak bisa saja gugur dan bisa menimpa pendaki lain yang berada di bawah kita. Kami juga berjalan dengan beurutan dan saling bantu dalam setiap langkah.
SUMMIT ATTACK. Alhamdulillah, kami sampai puncak tepat saat sunrise akan muncul. Kami mengambil foto di moment yang special ini. Bersyukur juga kami berlima bisa sampai puncak Gunung Slamet semua dengan selamat. Karena waktu menunjukkan jam 07.00, kami mutuskan turun menuju basecamp di Pos VII.


Saat turun pun harus berhati-hati sama seperti saat memanjat, karena bebatuan yang sangant labil untuk diinjak. Sesampainya lagi di Pos VII, kami langsung berkemas untuk pulang dan turun langsung ke Pos Bambangan. Perjalanan turun juga disambut hujan lebat di Pos III pada saat kami istirahat untuk makan. Saat turun juga harus sangat hati-hati karena dengan kondisi hujan lebat dan jalan tertutup oleh air dan licin.
Sampai di Pos Bambangan sekitar jam 13.00, kami istirahat dulu dan makan lagi di pos Bambangan ini sambil memanaskan motor. Karena cuaca masih mendung dan takut hujan lagi, kami pun memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

Akhirnya mungkin cukup sampai di sini tulisan saya tentang petualangan di Gunung Slamet dan mungkin cerita yang lain juga akan saya ceritakan lagi.