Saturday, July 20, 2019

Pendakian Gunung Sindoro Jalur Konservasi Desa Buntu

Gunung Sindoro merupakan salah satu gunung tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Gunung dengan ketinggian sekitar 3.153 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini juga merupakan tujuan favorit para pendaki gunung. Kebanyakan pendaki Gunung Sindoro biasanya mendaki dari jalur pendakian Kledung.

Hal itu karena lokasi Basecamp Kledung memang strategis, yakni di samping jalan utama Wonosobo-Temanggung via Kledung Pass.

Dan ada beberapa jalur pendakian ke Gunung Sindoro, antara lain Jalur Sikatok (desa Sigedang – Kejajar Tambi kab. Wonosobo), Jalur Sibajak (Temanggung)

Tapi kali ini akan membahas jalur di sebelah jalur Sikatok atau Tambi yaitu jalur konservasi di jalur embun pelangi (Buntu), yang berada di desa buntu kejajar, wonosobo. Pada kesempatan ini, kami 1 rombongan dari Purwokerto ikut acara pendakian massal melalui jalur ini.



Jalur Pendakian Embun Pelangi / Buntu

Jalur embun pelangi ( buntu ) merupakan jalur tercepat menuju Puncak Sindoro dan karena merupakan jalur konservasi jadi resikonya adalah sangat sedikit shelter/tempat istirahat, jalur yang selalu menanjak. Jalur ini melewati perladangan masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Untuk mencapai basecamp yang tepat berada di desa buntu ini, dari Wonosobo kita bisa naik bus jurusan Dieng turun di pertigaan buntu. Melalui akses jalan desa tersebut kita menuju basecamp embun pelangi dimana kita bisa mengurus perijinan pendakian di situ dan menitipkan mobil atau kendaraan kita.

Perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan perkebunan atau perladangan masyarakat yang dimana pendaki bisa merasakan keramahan dari penduduk di desa buntu. Bisa dengan berjalan kaki atau naik kendaraan anda sampai tepat di bawah gunung atau di pos 1.

Pada saat itu dari basecamp menggunakan truk untuk sampai langsung ke pos 1 dan jalur pendakian ini terdapat 4 pos dimana pos 4 adalah puncak dari Gunung Sindoro, tepatnya dekat dengan lapangan di puncaknya. Dan menariknya saat kami sudah berada di puncak tepatnya di lapangan tersebut, ada penduduk sekitar dengan membawa bola sendiri dari bawah untuk sekedar bermain di lapangan tersebut (Posisi lapangan dari kawah jaraknya -+ 30 meter).

Perjalanan dari pos 1 menuju ke pos 4 atau puncak bias di tempuh dalam waktu yang relative singkat karena merupakan jalur konservasi dengan jalur yang masih rimbun. Kami juga buat camp persis di bawah puncak Gunung Sindoro pada jalur ini.

Untuk pemula bisa ditempuh dengan waktu 4 jam 30 menit (untuk fisik yang kuat, haha), sedangkan untuk senior atau yang sudah sering melakukan pendakian bisa di tempuh dengan waktu kurang lebih dua jam sudah bisa menikmati puncak sindoro (dengan istirahat hanya minum/ngemil) .


KEAMANAN

di jalur pendakian embun pelangi keselamatan dari pada para pendaki adalah yang utama, oleh karena itu di basecamp embun pelangi ini ada tim penanggung jawabnya dan tim SAR nya juga.
Untuk keamanan barang bawaan yang tidak perlu di bawa ke puncak seperti kendaraan bisa anda titipkan di Basecamp yang keamananya insyaallah terjamin.

Puncak Sindoro

Gunung Sindoro sendiri sebelum tahun 2011 status vulkanik sudah tidak ada aktifitas dan kawahnya hanya ada genangan air hujan. Tapi tepatnya antara November 2011 - 30 Maret 2012 Gunung Sindoro mulai menunjukkan aktivitas vulkanik kembali.
Terjadi semburan asap solfatara di beberapa tempat pada dinding dan dasar kawah utama. Aktivitas kegempaan juga mengalami peningkatan sejak bulan November 2011.


1. SEGORO WEDI
segoro wedi merupakan salah satu dari beberapa nama tempat di puncak sindoro, yang mana di segoro wedi itu dulunya para pendaki melakukan upacara ketika ada pendakian masal.

2. PASAR SETAN
Pasar setan ini dimana tempatnya yang indah dan paling sering para pedaki melakukan atau membuat tempat peristirahatan, tapi jangan takut bagi anda para pendaki, pasar setan itu hanya nama saja.

3. JURANG GERAWAH
Jurang ini berada pas di tenagah puncak dari gunung sindoro, di mana para pendaki bias mengambil air di situ, dari jurang ini terdiri dari dua kubangan air, yag mana para pendaki hanya bolrh mengambil airnya yang di bagian atas, karena yang bawah terlalu bahaya untuk keselamatan pendaki.