Wednesday, September 22, 2021

Pendakian Gunung Sumbing Jalur Lama Via Garung

Pendakian Melalui Jalur Lama Via Garung

Berbeda dengan pendakian Gunung Sumbing sebelumnya yang naik melalui jalur baru dan tetap via Garung. Untuk kali ini kami serombongan naik Gunung Sumbing masih sama via Garung tapi melalui jalur lama.

Tidak ada rencana sama sekali sebelum jauh hari akan melakukan pendakian, awalnya obrolan teman-teman di sebuah organisasi Mapala di kota Purwokerto. Mereka dengan mendadak merencanakan akan mendaki Gunung Sumbing pada pagi hari dengan anggota yang bisa ikut 6 orang.

Kebetulan mantan pacar juga salah satu anggota dari Mapala tersebut, dan dia mengajak saya untuk ikut juga mendadak pada saat itu. Sebelum Dhuhur dikabari dan langsung siap-siap packing untuk berangkat ke basecamp pendakian sorenya di dusun Garung.

Perlengkapan sudah lumayan lengkap karena mayoritas memakai peralatan pendakian dari Sekre Mapala tersebut dan tinggal menambah logistik selama pendakian.

Total anggota yang ikut pendakian menjadi 7 orang termasuk saya sendiri. Sesampainya di basecamp, saat itu sekitar ba'dha Maghrib, selanjutnya istirahat dan bersih-bersih.


Saat itu tidak langsung melakukan pendakian, karena pengalaman sebelumnya saat melakukan pendakian malam hari yang merepotkan dan belum tahu medan jalur kali ini juga seperti apa, jadi kami rencanakan mulai pendakian pada pagi harinya.

Pada malam pertama kami menginap di basecamp pendakian Garung dan selanjutnya akan melakukan pendakian pada pagi hari.


Pagi harinya, kami cek peralatan dan packing ulang carrier ataupun backpack yang dibawa pada anggota masing-masing.

Mandi pagi dahulu sebelum karena saat diatas biasanya sudah tidak bisa merasakan mandi, hahaha

Lanjut pemanasan fisik, sarapan pagi sambil merencanakan pendakiaan kali ini karena lewat jalur lama.

Perjalanan dimulai dan diawali dengan doa, Bismillahirrohmanirrohim...😇

Medan dari basecamp ke perkampungan warga masih berupa aspal. Jika pendakian sebelumnya lewat Jalur Baru di persimpangan kampung belok kanan, kali ini tetap lurus menyusuri jalanan kampung berupa jalan berbatu yang disusun rapi.


Justru jalan berbatu seperti ini sangat menguras tenaga karena tidak empuk seperti tanah. Parahnya lagi medan seperti ini akan terus kita temui sampai di pos 1 jalur lama. 😂🤦‍♂

Belum ada setengah perjalanan ke pos 1, anggota terutama kamu hawa terlihat memegang pinggang mereka dan tiap berapa langkah selalu terhenti.

Uniknya pada jalur pendakian ini ada jasa ojek gunung, yang menawarkan jasa mereka untuk mengantar dengan motor dari basecamp pendakian gunung Sumbing via Garung sampai ke pos 1 jalur lama. Untuk tarifnya sendiri saat itu pada tahun 2015 sekitar 25K sekali jalan.


Anggota pendakian dari kaum hawa ini juga saking tidak kuatnya menahan beban di badan dengan medan seperti itu, akhirnya 2 orang teman kami mencegat di tengah perjalanan ojek gunung tersebut dan nunggu anggota lain di pos 1.

Singkat cerita kami bertemu di pos 1, istirahat sebentar untuk minum dan makan cemilan. Di pos 1 jalur lama ini terdapat beberapa warung dan juga ojek gunung tadi yang mangkal kalau ada pendaki yang turun pun juga bisa naik ojek gunung ini.

Kami pun melanjutkan perjalanan dengan medan yang sudah tanah setelah pos 1 ke atas. Ditengah perjalanan saat sekitar tengah hari, kami memutuskan untuk istirahat lagi untuk makan siang. Pasang hammock, sholat dhuhur, masak makanan dan merebahkan punggung yang sudah terasa seperti bawa kulkas 1 pintu.

Melanjutkan perjalanan kembali dan sampai sebelum waktu maghrib, cuaca agak mendung dan gerimis, kami sampai di bawah persimpangan Pestan. Dan disini kami memutuskan untuk membuat camp karena lumayan landai dan banyak pohon kecil untuk menahan angin dari lembah.

Malam kedua sudah berada di tenda dome, dibawah Pestan ini juga ada pendaki lain yang mendirikan campnya. Mendirikan 2 tenda dome ditambah flysheet diantara pohon kecil dengan langit masih mendung dengan rintik air hujan. Mencoba mengistirahatkan fisik, mempersiapkan makan malam dan bermain poker di dalam tenda dome, bertukar pikiran dengan sahabat di malam yang dingin.

berbagi waktu dengan alam

kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya

hakikat manusia

tak pernah berhenti berjuang

pecahkan teka-teki malam

tak pernah berhenti berjuang

pecahkan teka-teki keadilan - OST GIE (Sambil nyanyi)


Niat awal melanjutkan perjalanan ke puncak dini hari, tapi ternyata hujan deras dan akhirnya mulai perjalanan ke puncak agak siang saat hujan reda.

Kami hanya membawa backpack berisi p3k, cemilan, mantel dan minum untuk perjalanan menuju puncak.

Medan dari camp naik ke atas, Pestan sampai Pasar Watu berupa pasir berbatu. Karena semalam sampai pagi hujan mengakibatkan medan lumayan licin.

Cuaca lumayan masih mendung saat sampai di pasar watu, istirahat sambil menikmati alam sekitar pasar watu.



Melanjutkan perjalanan menuju Watu Kotak, ditengah perjalanan tiba-tiba hujan deras disertai petir di daerah puncak. Setelah anggota yang lain memakai mantel dan berniat melanjutkan perjalanan ke Watu Kotak, ada pendaki yang sedang turun bilang kalau di atas atau daerah puncak hujan lebat dan juga sambaran petir tambah besar.

Demi keamanan dan keselamatan bersama akhirnya kami memutuskan untuk balik arah turun lagi menuju camp. 😭

Posisi saat itu sudah persis di bawah Watu Kotak, jadi ke arah puncak paling sekitar -+1 jam lagi.

Kembali ke camp dengan basah kuyup, waktu sekitar sore hari sebelum maghrib. Mantel digantungkan ke pohon-pohon kecil karena masih basah sekali.



3 Hari 3 Malam Pendakian Gunung Sumbing

Karena posisi sudah akan gelap dan waktu maghrib, kami juga memutuskan untuk ngecamp 1 malam lagi di bawah pestan ini.

Mengantisipasi jalan yang licin jika turun malam hari dan dilanjutkan turun besok pagi.

Dan berarti kami di gunung Sumbing ini 3 hari 3 malam untuk melakukan pendakian, untungnya logistik dan air cukup lah.

Kembali lagi di situasi "good atmosphere" seperti ini ditengah gunung, kembali nyanyi "berbagi waktu dengan alam...." ⬆


Saat saya dan teman-teman didalam tenda bermain poker, 2 orang diluar masak air untuk bikin minuman hangat. Tiba-tiba salah satu dari mereka lari kedalam tenda dome dan seperti ketakutan melihat sesuatu.

Teman yang lain pun menanyakan ke dia kenapa. Lama tidak menjawab akhirnya buka mulut kalau dia lihat nenek-nenek lagi diatas pohon. 😱😱

Tapi teman yang satunya tidak melihat kejadian itu, ternyata dia emang sudah langganan melihat hal-hal seperti itu alias anak Indigo Indihome .

Teman yang lain jg ada yang angkat bicara ternyata saat membuat camp, dia memotong salah satu pohon kecil untuk dijadikan tiang flysheet. Menerutku sih gara-gara itu jadi sang nenek menampakkan diri.

Suasana menjadi agak mencekam, kuping terasa panas dan masuk ke dalam tenda dome semua. 🤣

Singkat cerita semalaman kami tidak membahas hal ghoib tersebut selama di dalam tenda semua dan akhirnya tidur. Paginya setelah sarapan, langsung packing untuk melanjutkan perjalanan turun gunung.


Berbeda dengan pendakian di Gunung Sumbing sebelumnya yang diikuti sesosok makhluk ghoib saat turun gunung malam hari, kali ini cuma beda tempat yaitu sosok di atas pohon. hahaha


Baiklah, mungkin itu saja cerita kali ini tentang perjalanan turun Gunung Sumbing dan sampai rumah Alhamdulillah aman lancar. Terima kasih sudah membaca sampai akhir, dan tunggu cerita selanjutnya, sampai jumpaaa... 🖐🖐